Teknik pencelupan ternyata tidak cuma diaplikasikan ke kain saja loh. Baru-baru ini, tim milenial banget berkunjung ke salah satu lokasi produksi benang warna alam di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pemilik usaha benang warna alam, Lalu Hilman Afriandi langsung menyambut hangat kedatangan tim milenial banget setibanya di sana.
"Ini kami sebut dapur bidadariku. Jadi merk benangnya bidadariku, dan proses pembuatannya seperti memasak dapur," ungkap Hilman sembari menunjukkan peralatan produksi.
Dapur Bidadariku setiap harinya memproduksi benang warna alam untuk kebutuhan produksi kain tenun. Benang warna alam Bidadariku mengunakan katun jenis mercerized atau umumunya disebut semi sutra. Para penenun di Lombok biasa menyebutnya dengan benang mesrais atau seres.
Proses produksi benang warna alam menggunakan daun mangga |
Benang jenis katun digunakan karena daya serap warnanya yang baik untuk mengikat warna pada akar, batang, atau daun tanaman. Hasil warna juga akan jauh lebih maksimal ketimbang menggunakan benang jenis rayon.
Benang warna alam Bidadariku digunakan untuk pembuatan kain tenun di Lombok, NTB. Biasanya, para penenun langsung datang ke dapur Bidadaiku untuk membeli benang warna alam sesuai keinginan.
Bahan-bahan alam yang digunakan untuk mencelup benang adalah semua yang tumbuh di alam, seperti daun mangga, daun cersen, daun indigo, kulit mahoni, babak banten, bunga marigold, dan masih banyak lagi.
Bidadariku menggunakan benang jenis katun mercerized |
Harga benang warna alam dijual seharga Rp13.000-15.000 per kepang atau per 30-gram. Benang warna alam Bidadariku melayani pemesanan meskipun hanya satu kepang saja. Bagi sobat Milea yang pengen beli, bisa langsung menghubungi 0818-467-080 atau cek aja instagramnya di @bidadarikuofficial
Minat pasar akan kain warna alam memang cukup tinggi. Oleh karena itu, beberapa tahun terakhir mulai banyak pengusaha yang mengembangkan usaha kainnya ke arah eco print atau warna alam.
Posting Komentar untuk "Benang Warna Alam Kualitas Terbaik Ada di Lombok NTB, Namanya Bidadariku"